Pernah dengar kata ghosting gak? atau pernah ngalamin ghosting?
Kata tersebut memang cukup populer di kalangan anak muda. Tapi, ternyata, tidak semua orang memahami arti kata ghosting hingga akhirnya mereka googling.
Dalam konteks kekinian, istilah ghosting dikaitkan dengan hubungan percintaan. Ghosting terjadi ketika ada salah satu orang yang tiba-tiba menghentikan komunikasi tanpa penjelasan ketika mereka sedang melakukan pendekatan atau kencan.
Istilah tersebut biasanya dipakai untuk menggambarkan
seseorang yang sebelumnya menjadi teman, sahabat, atau bahkan orang
terdekatmu yang tiba-tiba saja menghilang dari hidupmu.
Berdasarkan survei yang dirilis oleh Elle Amerika Serikat, 26 persen wanita dan 33 persen pria pernah melakukan ghosting atau di-ghosting. Sementara itu, ada 24 persen wanita dan 17 persen pria mengaku pelaku ghosting tetapi tidak pernah di-ghosting.
Dengan menghindar, bukan tidak mungkin akan memicu lebih banyak kemarahan dan rasa sakit bagi penerimanya. Pada akhirnya, pelaku ghosting juga akan menghadapi pertikaian dan hasil terburuk yang bisa memicu perpisahan bagi keduanya.
pelaku ghosting juga akan selalu mengambil jalan pengecut untuk keluar dari suatu hubungan karena rasa bersalah yang besar. Takut mengecewakan orang atau menjadi orang jahat juga dapat menyebabkan kecemasan. Untuk itu, masalah dalam hubungan sangat baik apabila diselesaikan dengan komunikasi yang terbuka.
1. Jangan membalas pesannya dengan cepat
Biasanya, pelaku ghosting akan menghubungi kamu lewat via chat wa/media perpesanan lainnya,karena dia terlalu takut untuk menelepon kamu.
Di sinilah kamu perlu menunjukkan sisi ‘jual mahal’. Saat dia mengirim pesan, jangan langsung membalasnya. Sebab, jika kamu terlalu cepat membalas, dia akan merasa lega karena dia menganggap kamu sudah menunggu pesan darinya sejak lama. Balaslah dengan singkat dan janganlah mudah terbawa perasaan.
2. Cobalah pikirkan perasaan kamu dan cari tahu apa yang kamu butuhkan dari dia
Ketika dia kembali menghubungi kamu, pasti ada semacam pergolakan di dalam hati. Di satu sisi kamu kesal, namun di sisi lain mungkin kamu merasa rindu kepadanya. Tapi yang harus diingat, bahwa tindakannya menghilang dan kembali secara tiba-tiba menunjukkan adanya sikap inkonsistensi dalam suatu hubungan. Dengan demikian, kamu perlu bertanya lagi kepada diri, apakah kamu menginginkan pasangan seperti itu dalam hubungan atau tidak. Selain itu, cobalah untuk memikirkan hal-hal apa yang kamu butuhkan dari dia untuk hubungan ke depannya
3. Mintalah dia untuk mengakui tindakannya
Jika dia menghubungi lagi dan kamu memutuskan untuk menanggapinya, kamu harus memastikan bahwa dia mengakui apa yang sudah dilakukan kepada sebelumnya.
Perlu diketahui, bahwa banyak orang bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi dengan datang begitu saja tanpa rasa bersalah. Jika dia tidak mengakui tindakannya, itu artinya dia menganggap hal ini biasa saja. Jadi jangan terlalu kaget jika nantinya dia akan melakukannya lagi di kemudian hari.
4. Jangan terburu-buru menjalin hubungan
Jika kamu memutuskan untuk menerima sikapnya lagi, pastikan untuk tidak buru-buru dalam menjalin hubungan. Kamu harus melihat usaha dia, apakah dia berusaha untuk mendapatkan kepercayaanmu kembali atau tidak. Selain itu, perhatikan juga bagaimana sikapnya terhadap orang-orang yang ada di sekitar kamu, untuk mengetahui keseriusan terhadap hubungan tersebut. Jika kamu sudah benar-benar percaya kepadanya, lanjutkan saja. Tapi pastikan dia tidak akan bersikap seperti itu lagi.
5. Bertahan pada prinsip
Setelah melakukan berbagai pertimbangan dan ternyata kamu memutuskan untuk tidak menerimanya lagi, cobalah untuk mengkomunikasikan hal tersebut kepada si dia. Jujurlah dengan apa yang kamu rasakan dan komunikasikan dengan cara yang tepat. Selain itu, ungkapkanlah hal itu tanpa rasa emosi dan beri tahu bahwa mungkin kamu masih bisa menjalin hubungan pertemanan dengannya.
Baca Artikel lainnya The NEXTTIMEDOT.COM