Pahami 6 Pilar Investasi Saham ini , Jangan Asal Pilih Saham


Dalam dunia investasi saham, istilah "pilar saham" merujuk pada saham-saham yang dianggap stabil dan dapat diandalkan untuk memberikan keamanan dalam portofolio investasi. Pilar saham biasanya dimiliki dalam jumlah besar oleh investor sebagai fondasi portofolio mereka. 

Fungsi utama dari pilar saham adalah untuk memberikan stabilitas dan perlindungan dari fluktuasi pasar yang tajam. Tapi, apa sebenarnya yang membuat sebuah saham layak disebut sebagai pilar saham yang baik?

1. Perusahaan yang Kokoh dan Teruji Waktu


Sebuah saham yang layak disebut sebagai pilar biasanya berasal dari perusahaan besar yang sudah teruji oleh waktu. Perusahaan ini umumnya memiliki rekam jejak yang panjang dan telah melewati berbagai siklus ekonomi, seperti resesi atau krisis finansial, namun tetap bertahan. Contoh perusahaan seperti ini antara lain "PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)" atau "Bank Central Asia Tbk (BBCA)"yang dikenal memiliki fundamental yang kuat.

2. Stabilitas Keuangan yang Baik


Salah satu ciri penting dari pilar saham adalah stabilitas keuangan perusahaan. Ini berarti perusahaan tersebut memiliki arus kas yang konsisten, pertumbuhan pendapatan yang stabil, dan sedikit atau tidak memiliki utang yang berlebihan. Saham dari perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang, terlepas dari kondisi ekonomi yang berfluktuasi, sangat ideal .

3. Dividen yang Konsisten


Pilar saham yang baik sering kali berasal dari perusahaan yang membayar dividen secara konsisten kepada pemegang saham. Dividen adalah pembayaran tunai yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sebagai bagian dari keuntungan mereka. Perusahaan yang memiliki catatan dalam membayar dividen cenderung lebih stabil dan dapat diandalkan. Contoh saham yang sering dijadikan pilar karena dividen stabil adalah "Bank Central Asia Tbk (BBCA)" yang rutin membagikan dividen kepada investornya.

4. Pertumbuhan yang Moderat namun Stabil


Pilar saham biasanya tidak tumbuh secara eksplosif seperti saham-saham perusahaan teknologi baru, tetapi cenderung memiliki pertumbuhan yang stabil dan moderat. Investor memilih saham-saham dengan tingkat pertumbuhan yang bisa diprediksi, yang berarti mereka tidak perlu khawatir tentang fluktuasi harga yang besar dalam jangka pendek.

5. Industri yang Stabil dan Kurang Terpengaruh Fluktuasi Ekonomi


Saham sering berasal dari sektor-sektor yang tidak terlalu terpengaruh oleh siklus ekonomi, seperti barang konsumsi, kesehatan, dan utilitas. Ini adalah sektor-sektor yang terus beroperasi dan menghasilkan pendapatan meskipun ekonomi sedang tidak stabil. Misalnya, perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi seperti "Unilever" atau perusahaan yang bergerak di infrastruktur telekomunikasi seperti "Telkom Indonesia" adalah contoh sektor yang relatif tahan terhadap perubahan ekonomi.

6. Posisi Pasar yang Dominan


Perusahaan yang memiliki posisi dominan di pasarnya lebih cenderung menjadi pilar saham yang baik. Posisi dominan ini berarti perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar yang besar, kekuatan harga, dan ketahanan terhadap persaingan. Saham dari perusahaan yang memimpin industri biasanya lebih stabil karena perusahaan tersebut cenderung memiliki keunggulan kompetitif yang sulit dikalahkan.

Pilar saham yang baik adalah saham dari perusahaan yang memiliki fundamental kuat, stabilitas finansial, rekam jejak yang panjang, dan posisi dominan di industrinya. 

Bagi investor yang ingin membangun portofolio yang stabil dan tahan terhadap guncangan pasar, memilih saham yang berfungsi sebagai jangkar adalah strategi yang cerdas. Dengan memasukkan saham-saham ini dalam portofolio, investor dapat lebih tenang dalam menghadapi volatilitas pasar, karena mereka memiliki fondasi yang kokoh dalam investasi mereka.

*Note : Tulisan ini Hanya untuk pembelajaran, tidak ada ajakan untuk pembelian 


Logo